Selasa, 17 Januari 2012

Contoh Proposal KTI

Proposal Skripsi


Studi tentang Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011


DOSEN PEMBIMBING
Drs. A.FACHURRAZI, M.Pd
















Disusun Oleh:

ABDUL AZIZ
NIM. 098 012 029



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

S.1 PPGDJ SITUBONDO

Th. AKADEMIK 2010


LEMBAR PENGESAHAN

Setelah membaca dan mencermati proposal karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian yang tidak dipublikasikan di perpustakaan SDN 1 Cemara Kecamatan Suboh hasil karya dari :

Judul : Studi tentang Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011

Peneliti : Abdul Aziz
Mata Pelajaran : IPA
Jenis Penelitian : Penelitian Kuantitatif
Waktu Penelitian : Desember 2010 s/d Januari 2011
Sumber Dana : Mandiri

Mahasiswa






ABDUL AZIZ
NIM. 098012029


MATRIK PENGAJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama : ABDUL AZIZ
Nomer Registrasi : 098012029
Jenis :Kuantitatif
Judul : Studi tentang Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011

NO PERTANYAAN PENULIS / FORUM PENDIDIKAN KONSEP VARIABLE RUANG LINGKUP ASUMSI HIPOTESIS METODE PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
DATA TEHNIK PENGAMBILAN DATA ANALISIS DATA
Bagaimanakah penerapan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD terhadap hasil belajar pada pembelajaran IPA pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011 1. pPenerapan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD
2. HHasil Belajar pembelajaran IPA 1. PPembelajaran IPA
2. MModel Pembelajaran Tipe TAI
3. MModel Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 1. BBerbagai Metode Pembelajaran yang kurang efektif
2. Ada Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011 Siswa Kelas IV 1. OObservasi
2. Tes
3. Dokumentasi
4. Wawancar Metode analisa data T-tes untuk mencari perbedaan mean dengan rumus Keterangan :
= Nilai rata-rata hitung sampel pertama
= Nilai rata-rata hitung sampel kedua
N1 = Jumlah sampel pertama
N2 = Jumlah sampel kedua
S² = Variansi
S = Simpangan baku
r = Korelasi
Nb = jumlah subyek pada kelas kontrol
Db=(na + nb – 2) Hobri, 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif
Arikunto. 2006. Metodelogi Penelitian.





A.Judul : Studi tentang Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011

B. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Oleh karena itu setiap penggal dari proses belajar mengajar yang direncanakan dan diselenggarakan harus mampu memberikan andil bagi pencapaian tujuan pendidikan.
IPA sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapan maupun aspek penalaran mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Ini berarti bahwa sampai batas tertentu IPA perlu dikuasai oleh segenap warga, baik penerapan maupun pola pikirnya.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bagian dari pendidikan yang mengembangkan tujuannya dari tujuan pendidikan secara umum. Dalam proses belajar mengajar diperlukan kualitas pengajaran yang memadai, yaitu pengajaran IPA yang diarahkan untuk membantu siswa menggunakan daya intelektual dalam belajar. Menurut Nasution (2006:325) yang beranggapan bahwa interaksi kita dengan lingkungan sekeliling kita selalu menggunakan kategori-kategori. Dengan menggunakan kategori-kategori akan membantu siswa untuk menggunakan daya intelektual dalam belajar dengan menerapkan pada lingkungan sekitarnya.
Teori Gagne mengatakan dalam mengajar IPA di SD membutuhkan langkah-langkah pembelajaran yaitu mengaktifkan motivasi, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi, membantu transfer dan memberi tahu siswa tentang tujuan-tujuan belajar (dalam Nasution, 2006:49). Pemilihan bagian-bagian dari IPA untuk diajarkan di sekolah perlu disesuaikan dengan tantangan masa depan. Ini berarti bahwa tujuan pendidikan IPA untuk masa depan perlu memperhatikan :
1.Tujuan yang bersifat formal yaitu penataan nalar serta pembentukan pribadi siswa.
2. Tujuan yang bersifat material yaitu penerapan dan keterampilan IPA.
Keduanya perlu dilaksanakan secara proporsional sesuai dengan jenis dan jenjang lembaga pendidikan yang memerlukan IPA.
Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif adalah tipe (Students Teams Achievement Division) STAD dan TAI. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Para siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan masalah dan menentukan strategi pemecahannya. Dengan demikian, semua siswa terlibat dalam pembelajaran keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran penting untuk menimbulkan minat, sesuai dengan pendapat Uzer Usman (2002:27) yang menyatakan keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa baik yang afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.
Model pembelajaran kooperatif banyak jenisnya antara lain model TAI dan Model STAD. Model pembelajaran tersebut dikembangkan untuk memberikan tanggung jawab kepada siswa tentang keberhasilan kelompoknya, namun juga membantu teman lain untuk sukses bersama. Dengan pembelajaran kooperatif, tidak berarti siswa tidak boleh menonjol dibanding yang lain. Keberhasilan individu tetap ada. Namun diharapkan dapat membantu teman yang lain untuk sukses bersama.
Dengan semakin banyaknya media dan sumber belajar (learning resources) yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA, siswa tidak berharap banyak dari guru. Siswa bisa diberi kemandirian untuk belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar tersebut. Tugas guru sekarang dan ke depan bukan lagi mengajar siswa, tetapi membuat siswa bisa belajar. Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen (Suyitno, 2004: 9). Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya. Kemudian guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. Pembelajaran kooperatif Model STAD (Students Teams Achievement Division), siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya. Kemudian saling membantu satu sama lain dan melakukan diskusi (Ibrahim dkk, 2000:21-22). Model STAD memiliki keuntungan diantaranya
(1) Semua siswa memiliki kesempatan untuk menerima reward setelah menyelesaikan masa pelajaran.
(2) Semua siswa mempunyai kemungkinan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi.
(3) reward yang diberikan kepada kelompok dapat digunakan untuk memberikanmotivasi berprestasi kepada semua siswa.
Sekalipun secara teoritis pembelajaran kooperatif Model TAI dan Model STAD dapat memberikan harapan yang positif bagi peningkatan hasil Belajar IPA. Tetapi untuk membedakan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif model TAI dan model STAD, maka kedua model pembelajaran tersebut perlu di kaji. Pemilihan Model TAI dan Model STAD bertujuan untuk mengembangkan penelitian.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul “Studi tentang Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011

C.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
“Bagaimanakah penerapan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD terhadap hasil belajar pada pembelajaran IPA pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011?”

D.Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam mengartikan kata-kata dan istilah dalam judul penelitian, maka perlu dijelaskan definisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :
Pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individually) adalah siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu baik bantuan berupa pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri) bagi siswa yang memerlukannya.
Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu bentuk di pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru menyampaikan suatu materi dikemudian siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri dari empat sampai lima siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh pengajar, setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok. Hasil belajar adalah nilai ulangan (formatif).

E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui penerapan Model Pembelajaran Tipe TAI dan STAD terhadap hasil belajar pada pembelajaran IPA pada siswa Kelas IV di SDN 1 Cemara Tahun Pelajaran 2010/2011.

F.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam rangka mengembangkan pengetahuan dan bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.
2. Bagi guru, sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPA.
3. Bagi siswa, sebagai pengalaman belajar bersama sehingga dapat meningkatkan hubungan sosial dan mempermudah siswa memahami materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA.
4.Bagi Sekolah, yang terkait, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan positif dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, khususnya pembelajaran IPA.

G.TINJAUAN PUSTAKA
6.1 Pembelajaran Kooperatif
Menurut Holubec (Nurhadi, 2003: 59) Pengajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

6.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Secara harfiah Team Assisted Individualy dapat diartikan Bantuan Individual dalam Kelompok, dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuannya sendiri, tidak hanya menerima pengetahuan dari guru saja. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi. Team Assisted Individualy menurut Slavin (1985) adalah: Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul. Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi. Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

6.3 Teori Tentang Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) dikembangkan oleh Robert Slavin dari Universitas John Hopkins. Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) siswa belajar dalam suatu kelompok kecil dengan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran melalui tutorial, kuis dan diskusi (Lestari, 2004:25)

6.4 Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi hasil belajar untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.

H.METODE PENELITIAN
7.1 Rancangan Penelitian
Penetapan metode dalam setiap kegiatan penelitian adalah merupakan hal pokok yang perlu dipertimbangkan dalam rangka mencapai tujuan suatu penelitian. Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh pemilihan metode yang digunakan, metode sangat penting artinya dalam penelitian karena metode merupakan alat untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, hal ini sesuai dengan pengertian metode itu sendiri.
Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah “eksperimen” sifatnya ketat, dalam arti bahwa desainnya harus mantap, dan tidak dapat berubah selama penelitian berlangsung. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif. Dengan gambaran ini maka tidak ada garis yang tegas antara penelitian kuantitatif dengan penelitian yang ditinjau hanya dari penggunaan angka-angka.

7.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Cemara yang memiliki nilai rata-rata ulangan IPA yang paling rendah yaitu kelas IV sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian. Populasi penelitian dalam penelitian seluruh siswa kelas IV dengan jumlah siswa 20 siswa.
Sampel penelitian dipilih pada sekolah SDN 1 Cemara tepatnya kelas IV yang memiliki nilai rata-rata ulangan pada mata pelajaran IPA kurang maksimal.

7.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu model pembelajaran TAI dan STAD. Hasil belajar merupakan suatu usaha dari siswa yang diperoleh dengan belajar yang berhubungan dengan materi pelajaran ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar maka digunakan evaluasi (penilaian).

7.4 Alat/Instrumen Penelitian
Alat penelitian yang peneliti gunakan yaitu berupa tes. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan siswa terhadap konsep materi. Jumlah soal sebanyak 15 soal, Bentuk tes yang digunakan yaitu tes subyektif dan obyektif dengan bentuk terlampir.
7.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Daerah penelitian merupakan wilayah dimana diadakan suatu penelitian dalam penentuan daerah penelitian tidak ada ketentuan seberapa luas yang harus diambil untuk ditetapkan sebagai daerah penelitian.
Penentuan daerah penelitian dalam hal ini menggunakan metode “Purposive sampling area” atau daerah penelitian yang ditentukan secara sengaja dengan kebutuhan yaitu pada SDN 1 Cemara. Hal ini dikarenakan adanya dukungan dari pihak sekolah, belum pernah diadakan penelitian sejenisnya, dan atas pertimbangan jarak, waktu dan biaya sehingga peneliti memilih daerah penelitian SDN 1 Cemara. Sedangkan waktu penelitian diadakan selama 2 minggu dengan 4 kali pertemuan dan 4 RPP yang akan peneliti laksanakan atau terapkan dalam penelitian ini.

7.6 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi, wawancara dan tes.
7.6.1 Observasi
Observasi pada penelitian dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam observasi peneliti dibantu guru mata pelajaran IPA dan 2 orang mahasiswa yaitu Wahdi walidi dan Akrafikun Jayatika.
Data yang ingin diraih adalah bagaimana aktivitas dan respon siswa terhadap materi baik pada hasil belajar siswa pada kelas IV kelas yang mendapatkan penerapan Model pembelajaran TAI dan STAD dan hasil belajar siswa pada kelas IV.
A. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan siswa terhadap konsep pertumbuhan dan perkembangan. Jumlah soal sebanyak 15 soal, sedangkan bentuk tes yang digunakan yaitu tes subyektif dan obyektif dengan bentuk terlampir.
B. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpangan informasi dibidang pengetahuan. Dalam penelitian ini dapat berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan bagainya.
Data yang ingin diperoleh dengan metode dokumentasi ini adalah : Data nilai ulangan harian siswa kelas IV semester I mata pelajaran IPA SDN 1 Cemara dan daftar nama dan jumlah siswa kelas IV SDN 1 Cemara.
C. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran IPA tujuannya ingin mengetahui nilai hasil belajar siswa berupa ulangan siswa sebelum diadakan penelitian. Peneliti ingin mengadakan penelitian pada siswa yang nilai rata-rata ulangan harian yang paling rendah.

7.7 Analisa Data
Analisa data adalah cara untuk menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat memberikan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, yang nantinya dalam membuktikan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik, karena penelitian ini bersifat kuantitatif. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa statistik adalah cara-cara ilmiah yang harus dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisis data yang berupa angka-angka (Hadi, 1993:221).
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran TAI dan STAD dengan menggunakan rumus T tes :
S² = selanjutnya t =
Keterangan :
= Nilai rata-rata hitung sampel pertama
= Nilai rata-rata hitung sampel kedua
N1 = Jumlah sampel pertama
N2 = Jumlah sampel kedua
S² = Simpangan baku rata-rata hitung
Untuk menguji perbedaan yang signifikan pada Ttes dengan membandingkan dengan T ,tabel pada taraf signifikan 5% melalui ketentuan sebagai berikut :
a. Hipotesis kerja diterima jika ttes  Ttabel
b. Hipotesis kerja ditolak jika ttes  Ttabel
I. DAFTAR PUSTAKA
Hobri, 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif
Arikunto. 2006. Metodelogi Penelitian.

proposal KTI

Rabu, 09 November 2011

PENGARUH PENULISAN PARAGRAF TERHADAP PEMAHAMAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu penyebab perubahan kurikulum Bahasa Indonesia karena terbukti bahwa pendekatan yang digunakan untuk mengkondisikan siswa untuk mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pendekatan tersebut adalah pendekatan struktural yang menekankan pembelajaran kearah pengetahuan bahasa. Hal ini menyebabkan siswa mampu memahami ilmu bahasa tetapi tidak mampu menggunakannya. Karena itu pendekatan terbaru pada kurikulum 1994 adalah pendekatan komunikatif, yakni pendekatan pembelajaran Bahasa yang menekankan bahasa pada kemampuan siswa menggunakan bahasa. Kemampuan menggunakan bahasa terdiri atas 4 ( empat ) aspek yaitu : keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan paling akhir setelah siswa mampu membaca. Karena itu dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi diantara keterampilan berbahasa lainnya. Dengan kata lain keterampilan menulis dapat dicapai jika keterampilan yang lainya juga telah dikuasai. Secara khusus, untuk mampu menulis ( mengarang ) tentunya juga harus melalui tahapan- tahapan. Tahapan itu dimulai dari menulis paragraf. Sebagai satuan pengembangan terkecil dari karangan. Dalam hal ini, tentunya paragaf menjadi tolak ukur dari karangan yang baik. Kemampuan menyusun paragraf merupakan hal yang sangat penting karena paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalarn suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, maka dapat dikatakan pengarang belum dapat menguasai paragraf. B. RUMUSAN MASALAH Sehubungan dengan judul karya tulis ilmiah ini dan sesuai pula dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahan dalam penyusunan paragraf ? 2. Bagaimanakah bentuk pembetulanya ? C. TUJUAN Tujuan pembahasan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mendeskripsikan secara obyektif tentang : 1. Bentuk-bentuk kesalahan penyusunan paragraf pada karangan siswa dari segi ketidaksesuain dengan isi karangan 2. Bentuk-bentuk kesalahan penyusunan paragraf pada karangan siswa dari segi isi paragraf yang berganda. 3. Bentuk-bentuk kesalahan penyusunan paragraf pada karangan siswa segi tidak pada dan koher n atau topik kalimat tidak dikembangkan dengan baik. D. MANFAAT PENULISAN Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah: 1. Dapat mengetahui bentuk-bentuk kesalahan penyusunan paragraf pada karangan siswa dari segi ketidaksesuain dengan isi karangan. 2. Dapat mengetahui bentuk-bentuk kesalahan penyusunan paragraf pada karangan siswa dari segi isi paragraf yang berganda. 3. Dapat mengetahui bentuk-bentuk kesalahan penyusunan paragraf pada karangan siswa segi tidak pada dan koher n atau topik kalimat tidak dikembangkan dengan baik BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PARAGRAF Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis yang merupakan suatu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pokok pikim yang tersirat dalam keseluruhan karangan ( Djago Tarigan, 1931 : 11) Menurut ( Gorys Keraf, 1993 : 62 ), Alinea ( paragraf ) tidak lain dari satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi alau lebih luas dari kalimat. ia merupakan himpunan dari kalimat - kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secan lebih jelas. Dari kedua paragraf diatas dapat disimpulkan paragraf memiliki beberapa karakteristik yaitu : 1. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan. 2. Umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat. 3. Paragaph adalah satu kesatuan yang kohern dan padat. 4. Paragraf adalah satu kesatual ekspresi pikiran. 5. Kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis - sistematis. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditegaskan pula bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis dan sistematis , berisi satu pikiran pokok yang mengandung isi karangan , memiliki koherensi, serta dikembangkan dengan topik kalimat. B. JENIS-JENIS PARAGRAF Menurut ( Djago Tarigan 1931 : 11 ) ada tiga pola pikir dalam pengembangan paragraf, yakni : 1. Paragaf lnduktif Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan penjelasal bagian bagian - korket dan khusus yang dituangkan dalam-beberapa kalimat pengembang. Berdasakan penjelasan itu pengarang sampai pada kesimpulan umum dinyatakan dengan topik kalimat pada bagian akhir paragraf. Paragraf yang tersusun dengan cara ini disebut paragraf Induktif. 2. Paragraf Deduktif Paragraf Deduktif adalah paragraf yang diawali oleh topik kalimat, kemudian menyusul uraian - uaraian yang diterima untuk memperjelas topik kalimat yang bersifat umum atau paragraf yang berpola umum menuju khusus. 3. Paragraf Campuran Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan topik kalimat disusul kalimat pengembang diakhiri kalimat penegas. sebaliknya dapat pula kalimat pengembang terbagi dua sebagian diawal, sebagian diakhir paragraf sedang topik kalimatnya di tengah. C. KRITERIA KUALITATIF PARAGRAF Berbicara kualitatif paragraf, maka kita dihadapkan kepada seperangkat syarat-syarat paragraf yang baik. Menurut Djago Tarigan (1995 : 36 ), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agat paragraf termasuk yang baik , diantaranya : l. Isi pangraf terpusat hanya pada satu hal saja, 2. Isi paragraf relevan dengan isi karangan. 3. Paragraf harus kohern dan unity. 4. Topik kalimat harus bervariasi disesuaikan dengan : - Latar belakang pembaca - Sifat media tanpa paragraf ( karangan ) diterbitkan - Sifat dan tuntutan topik kalimat. 5. Paragaf tertulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. C.1. Isi Paragraf Isi paragraf harus jelas dan terperinci serta hanya membahas satu hal saja. Isi paragraf yang berganda akan mengurangi kejelasan informasi pertama. Paragraf terpaksa panjang sebab kalimat pengembanganya pun harus berlipat ganda. Kedua , pikiran dan perhatian pembaca juga bercabang terhadap dua hal dalam satu paragaf. Isi paragaf atau pokok pikiran paragraf biasanya terkadang dalan kalimat pertama atau terakhir yang dimaksud ini adalah topik kalimat. Jika pokok pikiran terdapat dalam kalinat pertama, maka dapat dipahami bahwa pengarang menggunakan cara berpikir deduktif .sebaliknya, jika pokok pikiran terdapat dalam kalimat terakhir,pengarang bersangkutan mempergunakan cara berpikir induktif. Ada juga pengarang yang meletakkan pokok pikiran pada kalimat pertama dan terakhir dari suatu paragraf. Bila hal itu terjadi, biasanya kalimat terakhir itu berupa penekanan kembali kalimat pertama paragraf itu. Walaupun jarang ada juga menyulitkan dalam memahami paragraf. Keadaan yang sangat menyulitkan dalam paragraf itu tidak terdapat topik kalimat. Paragraf seperti ini umumnya terdapat dalam karangan yang bersifat naratif. Dalam hal ini pokok pikiran paragraf ialah kesimpulan yang ditarik dari semua isi kalimat - kalimat yang membentuk paragraf itu. C.2. Relevansi Isi Paragraf Paragraf sebagai bagian terkecil dari suatu karangan isinya harus relevan dan menjunjung isi karangan. Bila isi karangan mengenai kerja paksa, maka isi paragraf harus mengenai sebagian kecil tentang kerja paksa. Kalau isi karangan mengenai toleransi maka isi paragraf tidak boleh keluar dari persoalan-persoalan toleransi dalam bentuk konkrit. Dari dua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa isi paragraf harus relevan dan menjunjung isi karangan. C.3. Koherensi dan Unitas Hubungan antara kalimat dalam paragraf harus berkaitan erat satu sama lain, lebih-lebih antara topik kalimat dengan kalimat pengembangnya serta kalimat penegasnya ( bila ada ). Tidak boleh terselip kalimat yang tidak ada hubungannya dengan isi paragraf. Penjelasan ide pokok yang ditujukan pada topik kalimat secara abstrak dan kalimat pengembang secara konkrit dengan beberapa kalimat yang saling berkaitan menumbuhkan wujud kepaduan, kebulatan atau unity. Kohesi merupakan salah satu cara untuk membentuk koherensi,cara lain adalah menggunakankan bentuk-bentuk yang mempunyai hubungan parataksis dan hipotaksis. Hubungan parataksis itu dapat diciptakan dengan menggunakan pernyataan atau gagasan yang sejajar dan subordinatif. Penataan sejajar atau koordinatif berarti menata ide yang sejajar secara berurutan . penataan koordinatif seperti contoh berikuf ini : (1). a. Manusia Bernafas dengan paru-paru b. Ikan menggunakan insang penataan subkoordinat berarti menata kembali ide dengan cara menempatkan ide yang lebih luas cakupan maknanya diawal dan diikuti oleh ide yang lebih sempit yang tercakup. Contoh penataan subkoordinat seperi berikut ini : (2). a. Rumah Pak Ali sangan baik. b. Pintunya terbuat dari kayu jati kelas satu. C.4. Pengembangan Topik Kalimat. Paragraf dianggap rampung bila topik kalimat dikembangkan. Topik kalimat yang menyatakan isi paragraf dalam pengertian umum dan abstrak dikembangkan atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya dalam bentuk-bentuk konkrit. penjabaran dalam bentuk konkrit tersebut dapat dengan cara pemaparan dan pemberian contoh, penganalisaan dan lain-lain melalui metode berfikir deduksi - induksi dan campuran. Bila pengembangan topik kalimat sudah sampai kepada semua aspek artinya tidak ada bagian-bagian yang terlewati pada paragraf yang sudah selesa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikantengtang penyusunan paragraf yang benar dan di pahami, peniliti menggunakan pendekatan struktural yang menekankan pembelajaran kearah pengetahuan bahasa. Demikian peneliti dapat mengetahui secara langsung tentang penyusunana pragraf yang benar dan mudah di baca atau di pahami B. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, karangan dan sebagainya. C. Metode Pengambilan Data Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi dokumentasi. Penggunaan dua cara tersebut dapat dikumpulkan dengan adanya penggalian data secara akurat dan valid. 1. Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang tidak dapat digali melalui observasi karena data ini hanya dari yang ada pada catatan buku lembar siswa, data yang diperoleh dari dokumentasi ini dimasukan ke dalam data tersebut. D. Penyajian Data dan Analisis Data 1. Penyajian Data Hasil penyajian data yang diperoleh di SD Negeri 4 Gunung Malang Suboh. Melalui metode dokumentasi terbentuk karangan berjudul “Bertamasya Kepasir Putih" antara lain : "Bertamasya Kepasir Putih " Untuk mengisi hari liburan semester, kami kelas IV pergi ke pasir putih. Kami berangkat bersama-bersama pukul 08.00 WIB. Pada acara liburan semester itu ( Siswa A). Kami berangkat dengan naik bus Ditengah perjalanan ke Pasir Putih, kami banyak berpapasan dengan rombongan pelajar yang lain yang juga bertamasya. Sesampai ditempat wisata kami segera turun dari bus dan membeli tiket masuk ( Siswa B ). Setelah sekian lama kami disana berencana akan pulang. Sebelum pulang kami tidak lupa membeli cendera mata yang terbuat dari kulit kerang. Disana kami melihat banyak orang yang juga ingin membeli . ( Siswa C ). Sesampai dirumah, saya mengajak ayah pergi ke alun-alun kota untuk jalan-jalan dan menikmati indahnya keramaian kota. Ayab setuju , saya memberi tahu kakak dan adik bahwa ayah akan pergi ke alun-alun kota. Adik mau ikut tetapi kakak tidak mau ikut karena badannya kurang sehat. Terpaksa kami berangkat bertiga ke alun-alun kota. ( Siswa D ) Di tengah perjalanan ke alun-alun sangat ramai karena hari itu bertepatan hari Minggu, banyak sekali yang pergi ke alun-alun ( Siswa E ). Setelah sampai di Alun-alun kami duduk merasakan indahnya keramaian kota, kemudian adik minta bakso, saya disuruh mengantarnya. Setelah membeli bakso saya kembali ke tempat dimana ayah berada ( Siswa F ). Tidak berapa lama hari sudah malam. Adik mau pulang, tetapi ayah bilang, " sebentar lagi nak !” kata ayah. Tetapi adik memaksa, karena adik memaksa pulang ayah tidak menolak permintaannya. Kami pulang dengan hati gembira ( siswa G ). Sesampai dirumah, saya duduk karena lelah datang dari alun-alun. Saya tidur-tiduran sebentar. Pukul 22.00 WIB waktunya tidur. Saya kekamar rnandi untuk wudhu dan sholat isya dan setelah itu saya tidur. Saya tidur dengan nyenyak sampai waktu shubuh tiba dipagi hari ( Siswa H ). 2. Analisis Data 1. Analisis Kesalahan Penyusunan Paragraf Karangan Siswa Kesalahan penyusunan paragraf dapat mengganggu pemahaman pembaca terhadap paragraf yang dibaca. Sehingga pesan yang ingin disampikan penulis bias berteda dengan pesan yang dipahami pembaca. Hal ini tentu dapat mengurangi kualitas komunikasi melalui media tulis tersebut: Agar paragraf dapat dipahami dengan rnudah oleh pembaca, paragraf harus memenuhi syarat - syarat yang baik, karena itu dalam analisis ini kesalahan penyusunan paragraf penulis tinjau dari kriteria paragraf yang baik diantaranya: (l) isi paragraph, (2) relevansi isi paragraf, (3). koherensi dan unitas dan (4) pengembangan topik kalimat. Adapun karangan yang akan dianalisis adalah karangan siswa kelas IV SD. 2. Analisis Kesalahan Penyusunan Paragraf dari Isi Paragraf Pada paragraf pertama, kalimat pertama memungkinkan untuk menjadi topik kalimat. Kalimat-kalimat yarlg lain dalarn paragraf tersebut menggambarkan bahwa penulis ingin menyajikan dalam bentuk naratif ( Bercerita ) sehingga dapat disimpulkan bahwa isi paragraf tersebut adalah : " Keberangkatan Ke Pasir Putih ". Pada paragraf kedua terdapat tiga pokok pikiran, yaitu (1) menceritakan kepulangan dari pasir putih, (2) rencana ke alun-alun dan (3) perjalanan ke alun-alun. Pada paragraf ketiga terdapat dua pokok pikiran yaitu {1) menceritakan sesampainya di alun-alun dan (2) kepulangan dari alun-alun. Pada paragraph keempat penulis juga menyajikan tulisan tersebut dalam bentuk naratif isi pokok paragraf tersebut adalah kegiatan sesudah pulang dari alun-alun. Hal ini dapat dilihat dari seluruh uraian paragraf tersebut sebagaimana dalam kutipan berikut ini : Sesampai dirumah saya duduk karena telah datang dari alun-alun, saya tidur-tiduran sebentar. Pukul 22:00.WIB. waktunya tidur, saya ke kamar mandi untuk wudhu dan sholat isya’ dan setelah itu saya tidur. Saya tidur dengan nyenyak sampai waktu subuh tiba di pagi hari ( Siswa H). Dilihat dari isi paragraf, paragraf keempat ini tidak menyalahi kriteria penyusunan paragraf yang baik karena hanya memiliki satu pokok pikiran atau hanya membahas satu hal saja. 3. Analisis Kesalahan Penyusunan Paragraf dari Relevansi Isi Paragraf. Berdasarkan judul karya tulis ilmiah isi karangan ini bercerita tentang bertamasya ke pasir putih Jika maksud penulis benar demikian maka isi paragraf pertama dan kedua pokok pikiran (1) relevan dengan isi karangan. Sedangkan pada kedua pokok pikiran (2) dan (3) paragraf keempat tidak relevan dengan isi karangan. 4. Analisis Kesalahan Penyusunan Paragraf dari Koherensi dan Unitas. Pada paragraf pertama, kalimat- kalimat pembentuk paragraf itu ada sebagian yang tidak pada dan koheren. Ketidak paduan tersebut terlihat jelas pada penggalan berikut ini : "Untuk mengisi hari liburan semester , kami kelas IV pergi ke pasir putih. Kami berangkat bersama' bersama pukul 08.00 WIB. Pada acara liburan semester itu" hubungan antar kedua kalimat diatas tidak berkaitan erat satu sama lain. 5. Analisis Kesalahan Penyusunan Paragraf dari Pengembangan topic Kalimat Paragraf yang bersifat naratif tidak ada kalimat karena itn kesalahan penyusunan paragraf dari pengembangan kalimat ini akan penulis tinjau dari kesesuaian semua kalirnat pembentuk paragraf dengan pokok pikiran yang disimpulkan dari isi seluruh uraian atau kalimat yang ada. Dari beberapa uraian diatas dapat dipaharni antara criteria isi paragraf, koherensi dan unitas relevansi isi paragraf dan pengembangan topic kalimat saling berhubungan dengan kata lain, jika criteria isi paragraph dipenuhi kemungkinan koherensi. Relevansi dan pengembangan topic kalimat terpenuhi pula demikian juga sebaliknya. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hal dalam hasil dan pembahasan ini, Berdasarkan judul karya tulis ilmiah isi karangan ini bercerita tentang bertamasya ke pasir putih Jika maksud penulis benar demikian maka isi paragraf pertama dan kedua pokok pikiran (1) relevan dengan isi karangan. Sedangkan pada kedua pokok pikiran (2) dan (3) paragraf keempat tidak relevan dengan isi karangan. karena tidak pertautan makna antar keduanya. Dengan kata lain, kedua kalimat itu agar berkaitan erat memerlukan penghubung yang dalam kalimat itu tidak digunakan oleh penulis. Untuk jelasnya bandingkan dengan kalimat berikut ini : " Untuk mengisi hari liburan semester , kami kelas IV pergi kepasir putih. Kami berangkat bersama-bersama pukul 08.00 WIB. Pada acara liburan semester itu " pada paragraf kedua tidak padu atau koheren karena mengandung tiga pokok pikiran. Paragraf tersebut membahas tiga masalah, yaitu : l. menceritakan kepulangan dari pasir putih 2. rencana kealun-alun 3. perjalanan kealun-alun Kalimat-kalimat pada penggalan paragraf diatas jelas tidak ada hubungannya dengan pokok pikiran (1) maupun (3) diatas. Dernikian juga dengan kalimat-kalimat yang membentuk pokok pikiran (1) tidak menjelaskan pokok pikitran {2) dan (3) serta kalimat- kalimat yang membentuk potok pikiran (3) tidak mendukung pokok pikiran (1) dan (2). Paragraf ketiga menunjukkan permasalahan yang sama dengan paragraph kedua, yaitu terdapatnya pembahasan lebih dari satu hal atau pokok pikiran sehingga menyebabkan paragraf tersebut tidak kohern. . Cara pembetulan bentuk -bentuk kesalahan penyusunan paragraf yang baik, pembetulan tersebut meliputi : (1) mengubah isi paragraf yang berganda rnenjadi satu hal saja, (2) mengganti isi paragraf yang tidak sesuai dengan isi karangan, (3) mengubah atau mengurangi bagian-bagian kalimat yang tidak padu, sehingga memiliki hubungan maknawi atau koheren dan uflth, (4) menghilangkan atau memindah kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan kalimat topic atau pokok pikiran. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Bentuk-bentuk kesalahan penyustulan paragraph pada karangan siswa yang berjudul " Bertarnasya Ke Pasir Putih " berupa (1) isi Paragnf yang berganda, (2) isi paragraph tidak sesuai dengan isi karangan, (3) tidak padu dan koheren. Topic kalirnat tidak dikembangkan dengan baik. b. Cara pembetulan bentuk -bentuk kesalahan penyusunan paragraf yang baik, pembetulan tersebut meliputi : (1) mengubah isi paragraf yang berganda menjadi satu hal saja, (2) mengganti isi paragraf yang tidak sesuai dengan isi karangan, (3) mengubah atau mengurangi bagian-bagian kalimat yang tidak padu, sehingga memiliki hubungan maknawi atau koheren dan uflth, (4) menghilangkan atau memindah kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan kalimat topic atau pokok pikiran. c. Tidak terpenuhinya salah satu persyaratan kriteria kualitas paragraf yang lain. Dengan kata lain pengembangan topic kalimat dapat menentukan koherensi, relevansi dan kualitas isi paragraf. B. Saran Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran-saran baik kepada siswa, guru maupun peneliti Bahasa Indonesia khususnya di SD Berikut ini : l. Siswa hendaknya diberi pelajaran pada bidang study Bahasa Indonesia pada sub pokok bahasan karangan atau mengarang. DAFTAR PUSTAKA - Tarigan, H.G. 1986. Pengajaran Kosa Kata Bandung . Bandung Angkasa - Soedjito dan Taryono Ar. 1984. Cermat Bahasa Indonesia, Malang: IKIP Malang. - Soedjito dan Mansur Hasan. 1981. Seni Membina Keterampilan Menulis Paragraf Malang.IKIP Malang. - Soedjito, 1981 . Kalimat Efektif Malang: IKIP Malang.